Upaya rekayasa itu didalam islam disebut dengan riya. Riya berasal dari kata ra’a yang berarti melihat. Secara harfiah riya berarti mengatur sesuatu agar dapat dilihat oleh orang lain. Riya adalah mengatur perilaku kita agar dapat dillihat oleh orang lain dan tujuan akhirnya,agar orang lain itu dapat menyimpulkan bahwa kita orang saleh. Bagaimana jika kita mengatur penampakan (appearance) kita bukan untuk dinilai senagain orang saleh,melainkan agar dinilai sebagai orang kaya? Hal itu tidak disebut riya karena yang ingin kita ciptakan bukan citra orang saleh, melainkan citra orang kaya. Hal itu tidak apa-apa jika tidak dilakukan secara berlebihan. Mengatur penampilan kita dalam sebuah wawancara kerja,supaya kita diterima, tentu saja tidak merupakan suatu dosa.
Riya hanya berlaku didalam ibadah. Diluar itu ,tidak kita sebut sebagai riya. Kita tidak boleh melakukan riya walaupun sedikit. Rasulullah saw. Bersabda”ketahuilah bahwa riya itu haram dan orang yang riya itu dimurkai Allah swt.” Al Qur’an surat Al Ma’un ayat 4-6 mengecam orang-prang yang riya dalam solatnya: Maka celakalah orang-orang yang solat yaitu orang-orang yang lalai dari solatnya, orang-orang yang berbuat riya.Di alam Al Qur’an Allah selalu memuji orang-orang yang solat kecuali dalam surat Al Ma’un . Al Qur’an menyebut orang yang melakukan riya didalm ibadahnya sebagai orang yang melakukan makar kepada Tuhan,mereka menipu Tuhan, seakan-akan mereka beribadah kepada Tuhan padahal mereka beribadah kepada manusia. Itulah makar yang paling besar.
Lawan dari riya adalah ikhlas. Ikhlas ialah membantu orang lain karena Allah dan tidak mengharap balasan maupun terima kasih. Sementara riya ialah membantu orang lain karena membalas akan balasan atau paling tidak ucapan terima kasih. Kadang-kadang, kita tidak mengetehui bahwa yang kita lakukan adalah riya. Ketika kita mengetahui bahwa orang lain yang telah kita tolong malah berbauat jelek kepada kita, kitam sering memutuskan untuk tidak lagi menolongnya. Itu pertanda bahwa kita menolong Karena mengharapkan balasan. Orang yang betul-betul ikhlas tidak akan memprhitungkan apakah orang yang ditolong aknan membalas atau berterima kasih. Meskipun demikian, kita harus mendidik orang agar selalu berterimakasih.
Doa orang yang riya tidak akan pernah di ijabah oleh Allah. Yang paling berat, orang yang riya akan kehilangan seluruh amalnya pada hari kiamat kelak. Pada hari kiamat, orang yang riya akan dipanggil Allah dengan empat gelaran,” Ya ghadir, ya fajir,ya khasir, ya fasiq. Hai si penipu, hai si durhaka, si perugi, si fasik!”.
Sayyidina ‘Ali berkata,”Ada tiga tanda orang yang riya. Dia sangat rajin beribadah jika ada orang yang melihatnya, dia malas jika sendirian, dan dia sangat senang jika dipuji dalm urusannya.”
Kiat Melakukan Riya
Berikut ini akan ditunjukan kiat-kiat melakukan riya. Hal ini dilakukan untuk mendiagnosis diri kita apakh telah jatuh keadalam riya atau tidak. Menurut Al Ghazali, riya dilakukan dengan mengubah 5 hal.
- Pertama,dengan menggunakan tubuh kita. Kita bias menampakan kesalehan dengan merekayasa tubuh kita. Al Ghozali mencontohkan tubuh orang yang dikuruskan untuk menunjukan bahwa orang itu berpuasa setiap hari atau orang yang menampakkan bekas sujud didahinya (yang dibuat dengan menggosok-gosokan dahinya ketempat sujud) untuk menampakan ketekunan didalam beribadah. Tentu saja tidak setiap orang yang kurus tubuhnya dan ada bekas didahinya menunjukkan orang yang riya.
- Kedua, yang dipakai sebagai alat untuk riya adalah pakaian atau penampilan lahiriah. Misalnya pada zaman dahulu orang memakai pakaian yang compang-camping untuk menunjukan bahwa dia adalah seorang sufi. Atau bisa juga pada zaman sekarang,orang yang mengenakan jubah hanya untuk menunjukan bahwa dia adalah muslim yang taat. Namun sekali lagi, tidak semua orang yang memakai pakaian seperti itu adalah orang yang riya.
- Ketiga, riya dilakukan dengan ucapan atau perkataan. Ada orang yang mengatur pembicaraannya cupaya dia dikenal orang sebagai santri. Ia selalu mangutip ayat-ayat Al Qur’an dan hadis Nabi. Ia tampakkan kesalehan itu dengan mengeluarkan kata-kata suci dari bibirnya.
- Keempat, orang yang melakukan riya dengan perbuatan atau perilaku. Misalnya orang yang solat dengan memanjangkan rukuk dan sujudnya untuk menampakkan kekhusukan.Ketika ia mengimami orang banyak, ia baca surat yang panjang sedangkan ketika ia solat sendirian, ia baca surat yang pendek. Amal itu ia pergunakan untuk menimbulkan kesan kesolehan. Menampakan kesalehan dengan ibadah-ibadah ritual adalah hal yang mudah.
- Kelima, orang yang riya dengan menunjukan kawan-kawannya atau orang-orang saleh yang ia kenal. Maksudnya, agar seseorang dikenal sebagai orang yang hebat atau orang yang mulia, ia ceritakan sahabat-sahabatnya.
Satu hal yang penting, tidak semua perbuatan untuk mengatur perilakukita adalah riya. Jika kita atur penampakan lahiriah kita misalnya , untuk memberikan contoh yang baik kepad orang lain supaya orang lain mengikuti teladan kita, maka hal itu bukanlah riya. Riya tidak diukur dari terlihat atau tidaknya sebuah amal, tapi diukur dari tujuan amal itu dilakukan. Riya jangan dilakukan untuk menilai orang lain, tapi gunakanlah untuk menilai diri sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar